Kosmetik itu sebetulnya tidak perlu mahal, asalkan..

Halo! Kali ini saya bukan mau mereview kosmetik, cuma pingin cuap-cuap :D


Saya ini termasuk golongan mahasiswa ngirit. Uang saku dari ortu harus dihemat-hemat. Walaupun dapat beasiswa, saya nggak pernah lihat uangnya langsung, beasiswanya dialokasikan buat bayar SPP doang & sisanya entah diapakan oleh pejabat kampus *eh kenapa jadi nyambung kesini?*

Bukannya saya pelit, tapi memang dompet saya tipis, jadi harus..


Makanya itu untuk dandan, saya berusaha sengirit-ngiritnya. Bisa dilihat dari blog saya ini, hampir semua produk yang direview adalah produk yang harganya terjangkau, terutama produk lokal. Beberapa adalah produk yang bikin ngeri orang-orang saking murahnya, misalnya krim Kelly, Home Snow Vanishing Cream, bedak Fanbo, lipstik Red-A. Saya sering ketawa sendiri jika melihat statistik blog saya. Kata kunci penelusurannya kayak gini : apakah krim kelly aman, bahaya memakai krim kelly, apakah home snow vanishing cream gajebo, bedak fanbo bahaya. Yeah.. sepertinya mereka memang punya reputasi miring di masyarakat.

   
Brand yang murah meriah tapi cocok di saya

Tapi saya sudah terlanjur cocok nih sama yang murah-murah. Sebelum beli saya selalu browsing dengan seksama, terutama masalah ingredients & nomor registrasi BPOM. Jika saya yakin aman, legal & ingredientsnya tidak menyebabkan reaksi negatif di kulit saya, saya pasti beli meskipun harganya ngeri murahnya. Jujur aja , soal ingredients saya tidak gampang percaya setelah membaca suatu blog *Anda juga boleh tidak percaya pada blog saya*. 

Saya lebih suka browsing di website yang sudah terpercaya, yang memang dibuat oleh ahli kulit. Saya sering browsing tentang ingredients di website Paula's Choice, produsen skincare ternama. Saya sih nggak pernah pake produk Paula's Choice, tapi boleh kan yaa.. main & tanya-tanya ke web-nya. Kita tinggal ketik aja  nama ingredient yang dicari, lalu klik search, nanti akan muncul keterangan lengkap. Ini link-nya Paula's Choice Cosmetic Ingredients Dictionary. Sangat recommended buat kamu yang banyak disesatkan oleh mitos seputar cosmetic ingredients. Misalnya produk lokal yang murah mengandung paraben sebagai pengawet. Kata orang-orang, paraben itu berbahaya padahal kenyataannya enggak begitu. Website Paula's Choice bahkan mencantumkan link mengenai jurnal hasil penelitian tentang paraben, lengkap deh pokoknya.


ini dia tampilannya

Saat ngumpul sama teman-teman cewek, kita sering membahas soal kosmetik yang dipakai. Teman-teman saya banyak yang tanya "Lintang kok pake lipstiknya bagus?" "Kok lipstikmu awet? Padahal kamu habis makan" "Pake lipstik apa?Hasilnya kok rata & nggak menggumpal?" atau "Kamu pake alas bedak apa sih? Bedaknya apa kok bisa tahan seharian & nggak kucel?" 

Hahaa.. mereka sering kaget kalau saya menjawab merek apa yang saya pake. Saya bilang, saya pake lipstik Oriflame atau Red-A. Reaksinya : "Masaa? Aku juga punya lipstik Oriflame tapi nggak seawet itu" "Emang lipstik Red-A bagus yaa? Bentuknya gitu doang" Atau shock saat saya bilang bedak saya cuma Marck's tabur atau Fanbo jadul. Reaksinya : "Aku juga pake Marck's tapi hasilnya nggak kayak gitu" "Aku pake bedak padat Oriflame yang 100ribuan tapi juga cepet ilang kok"

Saudara-saudara, sebetulnya makeup dengan harga berapapun tidak menjadi masalah. Makeup murah kalo diaplikasikan dengan tepat hasilnya pun akan bagus, tidak terlihat seperti pake makeup murahan. Makeup mahal kalo nggak bisa pakenya justru akan terlihat menor, nggak awet & kualitasnya terasa tidak sebanding dengan harganya.

Hampir semua review yang saya baca tentang makeup murah bilang bahwa lipstik merek X punya staying power yang poor, bedak merek Y oil controlnya payah & nggak awet, eyeliner pencil merek Z gampang smudge dll. Akhirnya semua bilang : "Maklum, harganya cuma segitu." Memang benar, tapi itu dengan pemakaian biasa. Kalo dengan pemakaian yang luar biasa *bahasanya..* pasti hasilnya akan lebih bagus, lebih awet, dll.

Ini adalah cara saya menyulap makeup murah dengan kualitas so-so menjadi makeup yang kualitasnya luar biasa :


Lipstik 

Saya tidak pernah pake lipstik hanya 1 layer. Lipstik merek apapun (baik lipstik glossy maupun matte). Saya selalu pake setebal mungkin di layer pertama, lalu di-blot pake tissue, pake lagi tipis-tipis. Untuk lipstik glossy (misalnya Red-A yang harganya sensasional murahnya, cuma 10-11ribuan), proses blotting dengan tissue saya ulangi sampai 3x. Makanya lipstik saya cepat habis kayak dimakan aja.

Repot? Iya lah.. tapi hasilnya warna lipstik akan awet, teksturnya merata di bibir, nggak akan menggumpal atau mbleber. Bahkan warnanya tetap stay on setelah saya makan & minum, nggak hilang sama sekali. Nggak perlu touch up, bikin iri teman-teman, hihihi...

Bedak 
Saya paling anti pake alas bedak macam foundation & BB cream. Saya punya foundation sebiji doang (covering cream Viva) tapi jarang banget saya pake. Ada triknya lho supaya bedak murah saya tahan lama. Saya pake pelembab Home Snow Vanishing Cream (bahannya bebas minyak) sebagai primer, setelah itu pake sunblock Parasol yang ungu sebagai alas bedak. Percaya deh, Parasol yang ungu itu lebih ramah di kulit daripada yang oranye. Yang oranye terasa lebih greasy, susah meresap, dan lengket, bikin muka gerah + bikin white cast. Kalo yang ungu lebih ringan & gampang meresap (tapi tidak ada tulisan berapa SPF-nya). 

 
Eh, ternyata yang ungu lebih enak lho..nggak greasy

Setelah Parasol, saya kasih vanishing cream lagi tipis-tipis. Saya memang mengabaikan cara makeup yang benar, yaitu sunblock adalah skincare terakhir yang dipakai sebelum makeup. Soalnya vanishing cream itu benar-benar anti kilap. Meski kulit saya tipenya kering, pemakaian makeup yang tidak tepat juga masih bisa bikin kulit saya mengkilap seperti berminyak (kelihatan mengkilap, tapi rasanya kulit dehidrasi). Setelah itu kasih deh bedak. Paling enak ya bedak Marck's, ringan banget rasanya kayak nggak pake bedak. Tapi saya juga suka pake Fanbo karena hasilnya matte tahan lama.

Dehydrated Skin
Kulit saya kering, tapi kalo salah makeup bisa jadi begitu
Oily di T-zone + kelihatan garis-garis kerut (makeupnya kayak pecah gitu) dan gampang breakout

Eyeliner Pencil
Akhir-akhir ini lagi suka pake eyeliner pencil. Meskipun punya eyeliner cair, pensil tetap favorit saya karena gampang dibersihkan. Eyeliner pencil yang saya punya adalah Pixy (hitam) harga 25 ribu & Viva (coklat) harga 18 ribuan. Kapan-kapan saya bikin reviewnya deh. Banyak orang mengeluhkan betapa parahnya daya tahan eyeliner pencil (apalagi yang Pixy, katanya smudge parah). 

Sebenarnya kelopak mata saya itu oily, meski area di sudut & bawah mata itu kering. Saya punya trik untuk mengakalinya. Saya selalu pake eye base gel dari Viva (murah, cuma 10 ribu). Setelah agak meresap (lembab, belum benar-benar kering), saya pake eyeliner pencil. Setelah itu diblend dengan eyeliner brush mengikuti garis yang sudah dibuat. Buat garis dengan eyeshadow yang warnanya sama. Misalnya saya punya eyeshadow cream hitam dari Viva, atau eyeshadow powder coklat dari Pixy. Hasilnya garis yang nggak tegas. Untuk menegaskan, tambah eyeliner pencil lagi. Jadinya mantap, eyeliner yang kereng & tahan lama. Ada yang mengira saya pake eyeliner gel, padahal sumpah itu cuma eyeliner pencil+eyeshadow.

Eyeliner brush untuk blending eyeliner pencil
Bisa juga dipake untuk menjadikan eyeshadow cream/powder sebagai eyeliner
(punya saya udah buluk, jadi boleh yaa.. saya ambil gambar dari google)

Kedengarannya rempong ya.. Padahal saya kalo dandan cuma butuh waktu 10 menitan. Nggak terlalu lama kan, hihihi.. 


sore-sore di lab kampus
foto dulu ah, kan muka saya belum kucel meski nggak touch up.. hihihi

Bye.. semuanya!

0 Response to "Kosmetik itu sebetulnya tidak perlu mahal, asalkan.."

Posting Komentar