Skincare yang tepat sesuai ras dan iklim kita

Hai, pembaca!


Semua orang pasti punya gaya perawatan kulit yang berbeda, meskipun sama-sama orang Indonesia. Banyak yang suka mengadopsi skincare routine dari luar Indonesia, sekarang yang sedang booming adalah skincare routine ala Korea dan Jepang, baik metode maupun produknya. Ada juga yang mengadopsi skincare routine ala wanita barat. 

Pertanyaannya : apakah skincare routine yang diadopsi dari luar Indonesia cocok untuk diterapkan di sini? Mungkin para penganut skincare routine Asia Timur berpikir : kita kan sama-sama orang Asia, pastinya cocok dong jika menggunakan cara dan produk mereka. 

Skincare tidak hanya dibedakan berdasarkan ras, tetapi juga tempat tinggal. Contohnya, orang Caucasian (bule) yang tinggal di Amerika Serikat punya skincare routine & produk yang berbeda-beda sesuai iklimnya, karena wilayah AS pun punya iklim yang bervariasi. Ada yang tropis, semi arid (kering), dan iklim sedang (4 musim). Yang saya baca di beberapa artikel (salah satunya yang ini dan ini), mereka harus mengganti skincare routine saat pindah rumah ke bagian AS yang lain. Produk skincare yang dijual di masing-masing negara bagian tidak selalu sama, mengikuti kebutuhan masyarakatnya. 

Kebutuhan skincare jelas berbeda untuk tiap RAS



Kulit Caucasian




Kulit Caucasian lebih tipis, mudah kehilangan kelembaban dan mudah kering. Tanda penuaan seperti keriput muncul lebih awal. Kulit mudah mengalami sunburn, pigmentasi (seperti freckles), mudah memar, tetapi jika ada bekas luka atau bekas jerawat lebih mudah hilang. Orang Caucasian harus selalu menggunakan pelembab. Rich moisturizer dengan kandungan emollient dan humectant yang tinggi sangat disarankan.

Kulit Hitam


mother and teen daughter

Orang kulit hitam memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap sinar UV karena kulitnya banyak mengandung pigmen melanin. Tanda penuaan seperti keriput muncul lebih lambat dibandingkan orang Caucasian dan Asia. Namun sel-selnya over reaktif sehingga meninggalkan noda hitam setelah jerawat atau luka sembuh. Keloid juga mudah terjadi pada orang kulit hitam. Pembersih muka yang lembut sangat disarankan. Scrub & chemical peeling yang keras harus dihindari.

Kulit Asia

mom and daughter
gambar dari missionhome.com

Orang Asia, termasuk Asia Tenggara seperti Indonesia memiliki kandungan kolagen yang lebih banyak pada kulitnya sehingga keriput muncul lebih lambat dibandingkan orang Caucasian. Namun kulit orang Asia lebih temperamental dibandingkan ras lainnya, artinya lebih sensitif dan seringkali lebih reaktif. Kulit Asia juga dapat mengalami pigmentasi (perubahan warna menjadi gelap)


Pembersih muka yang disarankan untuk kulit Asia adalah yang bebas sabun (bebas dari sodium lauryl sulfate / SLS). Seminggu sekali disarankan untuk peeling. Jika memilih chemical peeling, sebaiknya dengan bahan asam yang lembut seperti lactic acid (asam laktat) bukan salicylic acid yang lebih kuat.

Lalu bagaimana kaitannya dengan faktor IKLIM? Karena kita tinggal di Indonesia, saya akan lebih banyak bicara tentang perawatan kulit di iklim tropis. 

Temperatur harian di sini dan di Asia Timur sudah pasti berbeda
gambar dari www.intellicast.com


Kulit beradaptasi dengan iklim


 
Kulit orang Asia Tenggara  vs Asia Timur

Kita sebagai orang Asia Tenggara memiliki kulit yang lebih tebal daripada orang Asia timur. Itu karena kita tinggal di dekat garis khatulistiwa, sehingga intensitas cahaya matahari yang diterima kulit sangat tinggi. Kulit harus melakukan adaptasi untuk melindungi diri dari pengaruh sinar UV, penebalan kulit adalah salah satu upayanya -- selain peningkatan pigmen melanin. Seperti yang telah diketahui, pigmen melanin yang menyebabkan warna gelap/ sawo matang adalah pelindung kulit terhadap bahaya sinar UV. 


Daerah khatulistiwa menerima sinar UV yang paling kuat
gambar dari www.intechopen.com

Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan orang mudah berkeringat dan produksi sebum (minyak) meningkat. Pori-pori yang membesar merupakan upaya kulit untuk mempermudah pengeluaran minyak dan pembuangan panas melalui keringat.

Orang Asia Timur yang tinggal di negara 4 musim tentu saja memiliki tekstur kulit yang lebih halus. Kelenjar keringat dan minyak tidak bekerja ekstra keras karena suhu dan kelembabannya lebih rendah, sehingga pori-pori tetap kecil.

Masalah kulit di iklim tropis

Bakteri mudah berkembang di kelembaban yang tinggi. Breakout sering terjadi akibat akumulasi bakteri dan sel kulit mati yang terjebak bersama sebum dalam pori-pori yang tersumbat. Breakout yang dialami orang di daerah tropis memiliki karakteristik yang hampir mirip, yaitu jerawat berupa pustule yang berisi nanah, terasa sakit, gatal, dan mudah mengalami infeksi jika dibiarkan. Selain itu lazim juga muncul komedo whiteheads dan blackheads serta nodule.

 Acne begins in the cell
Pori-pori yang mulai tersumbat oleh minyak (kiri), lalu terinfeksi menjadi jerawat (kanan)

Orang-orang di daerah tropis sering mengalami masalah penyumbatan pori-pori akibat produksi sebum berlebih. Kulit menjadi sangat reaktif terhadap bahan kosmetik. Bahan-bahan turunan minyak bumi seperti mineral oil, petrolatum, synthetic beeswax sebenarnya merupakan bahan non komedogenik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Caucasian (misalnya yang terbit di jurnal ini). Akan tetapi, bahan-bahan ini memang terasa greasy di kulit, sulit menyerap dan berat -- sehingga bisa menjadi pemicu breakout bagi pemilik kulit oily di daerah tropis. Sel-sel kulit yang reaktif menyebabkan bekas jerawat lama / sulit hilang. 

Tips perawatan kulit untuk iklim tropis

Membersihkan wajah

Produk skincare untuk iklim tropis idealnya adalah yang minim minyak, apalagi untuk kulit yang cenderung oily. Konsep membersihkan wajah dengan cleansing oil ternyata kurang sesuai untuk orang di daerah tropis. Cleansing oil sangat populer di Asia Timur (terutama Jepang), dan sekarang banyak bermunculan produk cleansing oil di Indonesia. Membersihkan wajah dengan cleansing oil memang menyenangkan karena rasanya lebih cepat bersih, sangat efektif untuk menghilangkan residu makeup waterproof. 

 
Cleansing oil Biore dan Hada Labo
Gambar dari kao.com dan rohto.co.id

Cleansing oil tidak menyebabkan pori-pori tersumbat, tapi mengapa tidak disarankan untuk daerah tropis? Alasannya simpel : cleansing oil tidak membantu mengontrol sebum, justru menambah beban kulit saat berusaha membuang sebum. Tapi kan katanya minyak bisa melarutkan minyak?? Nah, konsep "dissolve oil with oil" perlu dipahami dengan baik. Minyak memang bisa bercampur dengan sebum atau materi lain yang mengandung asam lemak, tetapi bukan berarti membersihkan/membuang.

Jika mau membersihkan minyak, gunakan surfaktan atau alkohol. Surfaktan adalah bahan pembersih yang umumnya ada di facial wash (seperti sodium laureth sulfate, cocamidopropyl betaine, cocobetaine, sodium lauryl sulfate). Surfaktan penyebab iritasi seperti sodium lauryl sulfate (SLS) sebaiknya dihindari. Meskipun ada kulit yang tahan dengan SLS (tidak langsung kering/ terasa ditarik-tarik setelah cuci muka), tapi penggunaan SLS dalam jangka panjang bisa mengganggu mekanisme alami kulit untuk mempertahankan kelembaban dan regenerasinya.



 
Surfaktan dan alkohol bisa membersihkan minyak dengan sempurna
Tapi pilihlah surfaktan lembut & alkohol baik yang tidak menyebabkan iritasi

Alkohol yang bisa membersihkan minyak tidak hanya alkohol "jahat" (ethanol, alcohol denat, isopropyl alcohol), tetapi juga alkohol baik seperti seperti butylene glycol, cetearyl alcohol, cetearyl isononanoate dll. Alkohol-alkohol baik ini biasa muncul di dalam facial cleansing wipes yang bertuliskan "alcohol free". Mereka termasuk alkohol tetapi tidak menyebabkan iritasi atau kulit kering, justru melembabkan.

Jika ingin menggunakan cleansing oil, tidak apa-apa jika setelah itu langsung cuci muka dengan facial wash / foam. Tapi jika kamu memiliki masalah kulit sangat oily, pori-pori besar dan ingin mengecilkannya, lebih baik tidak usah menggunakan cleansing oil. Yang paling baik yaitu gunakan makeup remover bebas alkohol untuk membersihkan wajah. Penggunaan cleansing oil (yang siap pakai atau dari minyak tumbuhan) diperbolehkan untuk bagian mata & bibir, tapi jangan di seluruh wajah. 

Untuk mencuci muka, hindari menggunakan air hangat/air panas atau air yang terlalu dingin. Suhu air yang ideal untuk mencuci muka (dan mandi) adalah air yang sesuai atau mendekati suhu tubuh. 

Exfoliating disarankan maksimal 1 minggu sekali. Memang kulit orang di daerah tropis (terutama di perkotaan) terasa lebih cepat kusam karena setiap hari terkena udara panas, lembab, berdebu dan tinggi polusi -- tapi jangan berlebihan melakukan exfoliating. Disarankan menggunakan scrub yang lembut, bisa yang instan (buatan pabrik) atau alami (bahan-bahan dari dapur). Jika memilih chemical peeling, pakailah bahan yang non irritant (misalnya lactic acid). BHA (salicylic acid) dan AHA (alpha hydroxy acid) lumayan keras, tidak semua orang tahan. Boleh juga menggunakan face brush atau spons. Tiap orang boleh memilih metode yang paling cocok dengan kulitnya. Exfoliating tidak boleh dilakukan saat kulit sedang berjerawat, iritasi atau alergi.
  
Scrub dan chemical peeling


 
Face brush dan spons

Menggunakan moisturizer

Jenis kulit apapun tetap butuh moisturizer, termasuk kulit berminyak.Tapi pilihlah pelembab sesuai jenis kulit. Yang punya kulit berminyak, cari moisturizer yang ada oil control. Orang-orang di negara tropis sebaiknya memilih moisturizer yang bentuknya ringan dan cepat meresap. Jika kulit tidak bertipe kering, hindari yang berbentuk lotion kental atau krim. 

Lotion ringan lebih baik

Toner atau serum pun sudah cukup untuk menggantikan moisturizer bagi mereka yang berkulit oily. Toner atau serum yang tepat dapat menjaga kesehatan dan kelembaban kulit tanpa harus menambahkan moisturizer yang kaya minyak & emollient. Saran ini sangat kontras dengan skincare routine orang Asia Timur yang terdiri dari beberapa step : cuci muka - toner - serum - moisturizer dst. Untuk orang di daerah tropis, setelah cuci muka kita bisa memilih salah satu : toner/serum/moisturizer dengan syarat ketiga produk tersebut memang bisa menjaga kelembaban kulit (tonernya bukan jenis astringent yang kadar alkoholnya tinggi sehingga malah menyebabkan kulit kering).

Toner atau serum juga bisa berfungsi sebagai moisturizer (jika jenisnya untuk melembabkan & free alcohol)
gambar dari www.skinactives.com

Waktu untuk menggunakan toner/serum/moisturizer yang terbaik adalah ketika kulit masih lembab setelah mencuci muka. Saat itulah kulit akan menyerap nutrien dengan optimal.

Menggunakan sunscreen

Perlu diingat, kita hidup di dekat garis khatulistiwa sehingga sinar matahari yang kita terima sangat melimpah. Sinar ultraviolet intensitas rendah (di pagi hari) memang bermanfaat untuk mengaktifkan pro vitamin D di dalam tubuh untuk metabolisme kalsium, tetapi bahayanya sangat banyak jika intensitasnya tinggi.

Sinar UV ada 3 macam (UV A, UV B, UV C). Sinar UV C memiliki panjang gelombang terpendek (100 - 280 nanometer). Sinar UV B (panjang gelombang 285 - 315 nm) bisa menyebabkan sunburn, untuk kulit orang Asia Tenggara efek sunburn memang tidak terlalu terasa (kulit tidak langsung perih karena terbakar sinar matahari), hanya memerah lalu lama-lama menggelap. Sinar UV A yang panjang gelombangnya lebih tinggi (315 - 400 nm) menyerap lebih dalam ke kulit, bertanggungjawab terhadap premature aging. 


Sinar UV semuanya merusak kandungan kolagen dalam kulit sehingga elastisitas berkurang, menyebabkan kulit cepat keriput, bekas luka dan bekas jerawat sulit pulih.Yang lebih bahaya, sinar UV merusak DNA dalam sel-sel kulit. Jika DNA rusak, dampaknya adalah penuaan dini, bahkan mutasi sel. Mutasi sel kulit adalah penyebab kanker kulit (melanoma).

Katanya kulit sawo matang punya pigmen melanin yang melindungi kulit terhadap sinar matahari? Sebaik-baiknya perlindungan alami, akan lebih baik lagi jika kita lindungi dari luar. Semua ras punya resiko mengalami kanker kulit lho, nggak hanya yang kulit putih saja!


Pilihlah sunscreen/sunblock yang sifatnya broad spectrum (spektrum luas) karena bisa menangkal sinar UV yang gelombang pendek maupun panjang. Bahan sunscreen yang broad spectrum adalah zinc oxide. Titanium dioxide juga lumayan luas spektrumnya. 


UVA UVB Sunscreen Ingredients

Zinc oxide & titanium dioxide adalah sunscreen fisik yang melapisi kulit & memantulkan sinar UV, makanya jika terkena cahaya jadi terlihat putih (white cast), jika difoto dengan blitz muka akan terlihat putih tidak alami. Ini adalah efek yang umum. Sebaiknya jangan memilih sunscreen / sunblock yang mengandung partikel nano. Nano sunscreen memang tidak menimbulkan white cast & sangat disukai, tetapi partikel nano tersebut diketahui bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) karena bisa menyerap ke dalam sel kulit dan menyebabkan mutasi. White cast nggak apa-apa deh, yang penting sehat!

Masih banyak orang terjebak dengan angka SPF. Seperti yang kita ketahui, produk kosmetik dari Asia Timur umumnya memiliki angka SPF yang tinggi (30 - 50). Apakah SPF tinggi berarti lebih aman? Ternyata tidak! SPF berarti perlindungan terhadap sinar UV B, dan efektivitas SPF 15, 30 dan 50 nggak jauh beda, seperti yang disebutkan dalam jurnal ini. Yang terpenting bukanlah angka. Memakai sunscreen bukan berarti bebas panas-panasan, menghindari paparan sinar matahari dengan baju tertutup, topi, payung jauh lebih baik. 

Efektivitas antara SPF 15 - 100 nggak jauh berbeda
Padahal semakin tinggi SPF, semakin banyak bahan kimianya dan semakin mahal harganya

Berapapun SPF nya, pemakaian sunscreen lebih efektif jika dilakukan 15-30 menit sebelum terkena sinar matahari, lalu diulang 15-30 menit setelah pertama terpapar sinar matahari dan setelah aktivitas yang terkena air, berkeringat, atau menggosok kulit. Ini adalah hasil penelitian Diffey (2001).

Untuk orang di daerah tropis, pakailah sunscreen yang teksturnya ringan & cepat menyerap. Agar lebih efisien, pakai saja moisturizer yang sudah dilengkapi sunscreen. Selain lebih hemat waktu & uang, juga menghindari terlalu banyak produk & bahan kimia yang dioleskan ke kulit.


 
Pakai pelembab yang sudah mengandung sunscreen
Hemat waktu dan lebih sehat karena tidak terlalu banyak produk yang dipakai di wajah

Barang yang harus disediakan di tas

Oil control film (kertas penyerap minyak) adalah barang kebutuhan nomor 1 bagi orang berkulit oily di daerah tropis. Jangan sepelekan kulit yang penuh minyak, sebum harus segera dibersihkan. Bukan masalah kucel atau tidak indah dipandang. Kita harus ingat : sebum bisa menyumbat pori-pori wajah sendiri, jika dibiarkan terakumulasi di muka nantinya bisa memicu komedo dan jerawat.


 

Saat cuaca panas dan lembab kita banyak berkeringat. Keringat juga harus langsung dilap. Sediakan selalu tissue. Ingat, keringat merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri.

Tissue memang sangat penting -- pakai yang khusus wajah, jangan tissue gulung ya
Bisa untuk mengeringkan keringat dan juga menyerap minyak

Reapply sunscreen atau touch up makeup (foundation/bedak) tidak boleh dengan kondisi kulit yang kotor. Cuci muka dulu. Jika keadaan tidak memungkinkan untuk cuci muka, bersihkan wajah dengan facial cleansing wipes atau tissue basah yang non alcohol. Setelah kulit bersih, baru touch up.

Cleansing wipes yang praktis untuk membersihkan wajah jika tak sempat cuci muka

Tulisan ini sekedar untuk memberi info, sebenarnya rutinitas perawatan kulit tergantung masing-masing orang. Ada yang kulitnya toleran dengan berlayer-layer produk meskipun tinggal di daerah panas dan lembab, tapi banyak juga yang tidak.

Sumber:
http://www.allure.com/beauty-trends/blogs/daily-beauty-reporter/2011/11/do-different-races-have-different-skin-care-needs.html
http://www.wellsphere.com/skin-beauty-article/african-american-hispanic-asian-southeren-and-northern-european-skin-care-requires-slightly-diff/582156
http://www.paulaschoice.com/expert-advice/skin-care-basics/_/what-to-do-when-climate-change-affects-your-skin
http://www.livestrong.com/article/74801-tropical-acne/
http://www.ehow.com/how_5760951_care-skin-hot-humid-climate.html



0 Response to "Skincare yang tepat sesuai ras dan iklim kita"

Posting Komentar