Sudah lama saya mendengar kehebatan vitamin A untuk kulit. Siapa yang nggak kenal tretinoin? Saya bahkan sudah membahas tretinoin sebagai 3 ingredients ajaib dalam skincare disini. Tretinoin sendiri merupakan golongan vitamin A yang (katanya) serba bisa untuk menangani segala permasalahan kulit : jerawat, hiperpigmentasi, psoriasis, juga antiaging. Vitamin A sangat sakti karena fungsinya untuk meregenerasi sel-sel kulit dan menstimulasi pembentukan kolagen.
Saya mupeng membaca artikel tentang orang-orang yang kulitnya awet muda karena memakai tretinoin selama 20 tahun, lagipula dari hasil penelitian tretinoin aman untuk digunakan dalam jangka panjang (tapi dilarang keras untuk ibu hamil & menyusui). Makanya saya mencoba Vitacid dosis terendah (0,025%), tapi kemudian saya mengalami bencana kulit yang hebat selama 1,5 bulan. Kulit kering, mengelupas, merah, perih luar biasa. Tapi nggak keluar jerawat & komedo seperti purging yang sering dialami orang-orang. Saya pikir setelah 28 hari kondisinya akan membaik (karena regenerasi kulit tiap 28 hari), ternyata enggak. Sejak itu saya menyerah dengan tretinoin, dan bertekad untuk memakai sumber vitamin A alami saja.
Sumber vitamin A alami tentu semua sudah tahu kan? Pasti sayuran yang berwarna oranye atau merah. Tapi nggak hanya itu aja lho, soalnya vitamin A (carotenoid) ada 6 jenis. Ini dia..
Sayuran hijau juga mengandung vitamin A (jenisnya lutein), sayuran & buah yang ungu juga ada vitamin A (jenisnya crocetin). Banyak sekali makanan yang mengandung vitamin A, lalu kenapa tidak kita manfaatkan untuk kulit? Kenapa harus beli obat yang bikin purging? Makanya saya suka banget bikin masker dan toner dari bahan-bahan yang kaya vitamin A. Favorit saya yaitu wortel, pepaya, dan tomat.
Pepaya dan tomat tidak hanya kaya akan vitamin A, tetapi juga vitamin C. Semua sudah tahu, vitamin C sangat baik untuk mencerahkan kulit. Vitamin C mampu menghambat produksi melanin dengan mencegah pematangan melanosome. Saya bukan penggemar bahan pencerah kulit, tapi saya suka sekali dengan fungsi vitamin C yang menstimulasi pembentukan kolagen.
Vitamin A dan C aja? Nanggung ah, saya juga mau menambahkan vitamin B. Vitamin B berfungsi dalam metabolisme sel, tentunya sangat membantu untuk regenerasi sel-sel kulit. Salah satu sumber vitamin B yang sering saya bahas adalah ragi roti Saccharomyces cerevisiae. Ragi roti disebut nutritional yeast karena menambah nilai gizi pangan. Ragi ini menghasilkan vitamin B kompleks, 9 asam amino esensial, dan mineral selama proses fermentasi. Saccharomyces juga menghasilkan antioksidan beta-glucan yang sangat baik sebagai antiaging, serta menstimulasi pembentukan hyaluronic acid dalam epidermis untuk menjaga kelembaban kulit. Kurang sakti apa, coba? Selama bahan yang saya pakai mengandung karbohidrat, bisa saya fermentasi dengan Saccharomyces.
Sejak doyan membuat DIY skincare fermentasi, saya juga coba-coba membuat rauan ini. Tadinya rencana membuat toner, tapi ternyata kurang cocok untuk dijadikan toner pagi/siang, bikin muka kusam. Okenya kalo dipakai malam hari, sebelum tidur. Paginya dibilas, kulit jadi smooth, tambah sehat dan menyenangkan untuk dipegang. Jadi sleeping mask dong? Ya deh, sleeping mask tapi bentuknya cair *maksa*. Kayak gini..
Nah sekarang resepnya!
1. Siapkan bahan :
- ragi roti
- wortel, tomat, pepaya secukupnya (diparut atau diblender)
Yang masih utuh lupa difoto, ini yang udah diparut
Blender saya lagi opname di tukang servis, makanya manual pakai parut
2. Campur wortel, tomat dan pepaya di gelas, tambahkan air. Seperti biasa, airnya nggak boleh terlalu dingin atau panas supaya raginya bisa melakukan fermentasi. Sekitar 30 derajat celsius oke..
Campur aja
Ditambah air
3. Masukkan 1 sendok teh (full) ragi roti. Aduk.
4. Tutup plastik sampai rapat, biarkan mengalami fermentasi selama 2 jam. Mengapa tidak 3 jam atau lebih lama? Hmm.. saya tidak merasakan perbedaan signifikan dengan waktu fermentasi 2 jam ataupun lebih. Lagipula jika lebih dari 2 jam, gas karbondioksida dan alkohol yang terbentuk semakin banyak. Dua zat tersebut tidak berguna untuk kulit.
Setelah 2 jam, plastiknya menggelembung karena gas karbondioksida
Bayangkan kalo lebih dari 2 jam, mungkin sudah meletus hehehe..
Ampasnya ada di atas, airnya di bawah (kebalikan dengan toner nasi ya)
5. Lalu disaring. Saya menyaringnya dengan kain, boleh diperas (iya lah harus diperas, soalnya ampasnya di atas). Berhubung ini ada vitamin C nya, tidak bisa saya tambahkan pengawet natrium benzoat, daripada nanti bereaksi membentuk benzene yang karsinogenik. Pengawetnya saya pakai ekstrak kulit jeruk nipis (homemade juga dong).
Ampasnya bisa buat maskeran lho!
Kayak jus ya.. bisa diminum lho (kalo mau)
Tambahkan ekstrak kulit jeruk nipis
Kocok horizontal
6. Jadi deh! Menurut pengalaman saya, homemade skincare yang dari buah-buahan (apalagi difermentasi) harusnya sekali pakai. Tapi karena udah dikasih ekstrak kulit jeruk nipis, bisa tahan 3 - 4 hari di kulkas.
Ini yang baru jadi. Kalo udah di kulkas, nanti ada endapan. Bagian atasnya bening.
Tidak usah disaring lagi, justru cara pemakaiannya dikocok dulu supaya air & endapannya tercampur (vitaminnya ada di endapan)
Biasanya saya pakai dengan kapas sebelum tidur, paginya dibilas
REVIEW
Tekstur
Cair, tidak terlalu lengket. Tergantung pepayanya lho, kalo pepayanya manis (banyak gula) tentu aja lengket. Cepat banget meresap ke kulit.
Jika dipakai siang, justru bikin muka lusuh karena kulit cepat mengkilap dan jika kena keringat terasa lengket. Makanya saya pakai di malam hari aja, membantu regenerasi sel-sel kulit selama kita tidur *harapannya begitu*
Aroma
Baunya asam seperti jeruk yang sudah lama di kulkas (bukan bau jeruk busuk lho). Gimana ya.. pokoknya gitu deh. Saya sih nggak suka baunya, yang penting manfaatnya, hehehe..
Selama Pemakaian
Saya pakai ini sudah ada 3 mingguan, tapi nggak rajin-rajin banget. Kalo habis dan sedang malas membuatnya, saya pakai homemade toner lainnya. Tapi saya suka banget efeknya di pagi hari setelah dibilas, kulit terasa smooth banget, kenyal, lembab, dan cerah merona (bukan cerah pucat). Teman-teman yang suka maskeran dengan tomat/pepaya/wortel pasti tahu efek yang saya maksudkan.
Bikin lagi ? Ya dong
Recommended? Ya, ini cocok untuk semua jenis kulit. Jika kamu tidak cocok (atau terpaksa stop) pakai tretinoin, resep ini bisa dijadikan alternatif. Ibu hamil dan menyusui boleh menggunakannya.
Oya, buat yang penasaran dengan ekstrak kulit jeruk nipis, ini resepnya.
Yang diperlukan adalah jeruk nipis. Sebenarnya saya pakai 2 jeruk nipis, satunya berwarna kuning tapi nggak ikut terfoto
Hasil parutan kulit jeruk nipis
Tambahkan air panas (mendidih) secukupnya, tekan-tekan dengan sendok sehingga minyaknya keluar
Peras dengan kain bersih, tampung hasil perasan
Sudah jadi! Siap digunakan sebagai pengawet
Ekstrak kulit jeruk nipis mengandung essential oil yang tersusun atas limonene, citronellal, terpinolene, dsb. Essential oil dalam kulit jeruk nipis punya aktivitas antimikrobial, bisa menghambat dan mematikan beberapa jenis bakteri dan fungi yang patogen. Bakteri bisa dihambat antara lain Staphylococcus aureus, Salmonella typhii, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa. Fungi yang bisa dihambat antara lain Aspergillus niger dan Candida albicans. Oleh karena itu, ekstrak kulit jeruk nipis bisa dijadikan sebagai bahan pengawet alternatif.
Sekian resep DIY kali ini. Semoga bermanfaat!
Sumber
0 Response to "DIY Vitamin ABC Sleeping Mask (100% Natural)"
Posting Komentar