Menghindari Malapetaka Pemakaian Skincare

Haloo..

Jika disuruh memilih antara makeup dan skincare, jujur saya lebih memilih skincare. Saya tau 2 macam kosmetik tersebut beda fungsi, satunya untuk memperbaiki penampilan dan satunya lagi untuk merawat. Saya sebenarnya suka banget sama makeup, tapi nggak rajin menggunakannya. Makeup saya yang selalu terpakai hanya pensil alis, lipstik, blush on, eyeshadow coklat, itupun nggak wajib banget. Lainnya dipakai kalo bener-bener ada niat. Makanya kemampuan dandan saya berhenti di situ aja, hehehe..

Entah kenapa rasanya males gitu, apalagi buat sehari-hari aja.. dandan lama-lama, pakai ini itu, lalu akhirnya toh harus dihapus. Lagipula makeup itu bikin ketagihan dan ketergantungan. Begitu udah kenal makeup selalu ingin lagi, lagi dan lagi.. nggak pakai sehari aja rasanya ada yang kurang. Saya nggak bermaksud menyinggung para pecinta makeup lho. Saya justru kagum lihat para wanita jago memoles makeup. Apalagi yang bisa transformation makeup, wuihh.. keren banget!

Makeup transformation yang keren banget

Tapi jujur saya kepingin punya wajah yang kelihatan fresh tanpa makeup. Saya ingin nggak merasa kucel meskipun muka saya begini-begini aja (saya sih orangnya sadar diri, hehehe). Salah satu cara untuk mewujudkan keinginan saya yaitu dengan skincare yang tepat dan aman. Saya ini gampang banget keracunan review skincare yang murah meriah tapi hasilnya bagus, pastinya harus aman dong.

Skincare yang aman itu gimana?



Skin care products
Skincare yang aman dan bagus itu yang kayak gimana?

Ngobrol soal keamanan skincare, saya yakin semua orang sudah tau cara memilih skincare yang aman, misalnya memiliki ijin dari BPOM, ada logo halal (penting banget bagi yang muslim), tidak mengandung bahan berbahaya (seperti mercury, hydroquinone, dll), tidak palsu atau abal-abal. Kayak gini nggak usah diajarin lagi kan..

Skincare murah meriah -- apalagi yang lokal tak lepas dari berbagai isu. Misalnya isu mengandung merkuri. Saya yakin semua pasti udah baca tentang cara menguji kandungan merkuri dalam kosmetik dengan cincin emas. Itu cuma hoax dan nggak perlu dipercayai. Menguji kandungan merkuri dalam kosmetik nggak segampang itu. Kalo mau tau lebih lanjut, baca di post Heboh Uji Merkuri dalam Kosmetik.

Minimal jika ingin memilih skincare yang aman, kita nggak boleh buta soal ingredients. Tapi memang bagi sebagian besar orang, soal ingredients itu susah sekali dipahami. Biasanya orang tertarik melihat skincare dengan embel-embel "No SLS, No Paraben, No Phthalates, No Mineral Oil, No Alcohol" atau "Organic" meskipun belum tau betul apa maksudnya.


Skincare ingredients wajib tau sedikit-sedikit demi keselamatan kulit

Nggak mungkin dong kita menghafalkan ingredients segitu banyaknya, apalagi kalo kita awam banget soal kimia. Tapi nggak salah lagi, faktor ingredients sangat patut diperhatikan. Kita nggak bisa berpatokan pada label skincare yang tulisannya "For Oily Skin" "For Dry Skin" "For Sensitive Skin". Tetep aja di dalam suatu produk pasti ada bahan-bahan yang kurang baik atau kurang cocok untuk kita, meskipun di tiap orang beda responnya.

Saya nggak kuliah di jurusan kimia, saya kuliah di jurusan peternakan. Saya dapat sedikit kuliah kimia, tapi yang berhubungan dengan pakan & obat ternak serta pangan manusia, bukan kosmetik. Meskipun begitu saya selalu kepo soal ingredients. Saya save halaman website tentang ingredients dictionary di hape saya, supaya sewaktu-waktu bisa dilihat saat sedang belanja. Kadang-kadang saya dipelototin pegawai toko karena kelamaan baca kemasan produk, dengan satu tangan pegang barang, satu tangan megang hape. Temen-temen saya sering bilang saya ini ribet dan lebay. Hehehe.. ini menyangkut keselamatan saya lho. Duit melayang masih bisa dicari, kulit rusak siapa yang bisa ganti? Kulit saya kan nggak sekuat mereka *mungkin*.


Ribet banget kalo Lintang belanja kosmetik, semua ingredients dicek satu per satu

Kalo pingin lebih ngerti soal ingredients, ini link yang bisa dijadikan pedoman :

www.mbm.net.au/health/cosmetics tinggal diklik aja hurufnya sesuai nama bahannya


Isi websitenya bagus, dijamin tidak menyesatkan

Yang dicetak merah termasuk bahan yang kurang baik

Banyak orang yang suka mengambil sumber dari cosdna.com, tapi saya sendiri kurang suka karena tidak detail infonya. Ada juga yang bilang cosdna kurang akurat. Hmm.. soal itu entahlah.

Recording itu penting!



Pencatatan itu sangat penting. Maksud pencatatan di sini yaitu menuliskan kosmetik yang pernah membuat kita mengalami kejadian tidak menyenangkan. Boleh dicatat beneran, boleh cuma diingat-ingat saja. 

Lebih bagus lagi kalo dituliskan bahan yang menyebabkan itu. Jadi kita nggak langsung menyalahkan merek kosmetiknya. Misalnya brand A bikin jerawatan, brand B bikin komedo, brand C bikin kulit kusam dsb. Bukan brand-nya yang bermasalah, hanya saja ada 1 atau beberapa ingredients yang kurang cocok untuk kulit kita.


Kok jadi begini.. hiks hiks

Sekedar membantu teman-teman, ini saya tuliskan beberapa ingredients yang biasanya nggak cocok untuk jenis-jenis kulit tertentu. Untuk orang Indonesia pastinya.. karena ketidakcocokan terhadap suatu bahan juga dipengaruhi  oleh ras dan lingkungan (baca di post Skincare yang Tepat Sesuai Ras dan Iklim Kita)

Yang sering menimbulkan masalah untuk kulit berminyak dan (atau) acne prone

Yaitu bahan-bahan yang menyumbat pori (comedogenic).  Tingkatan comedogenic bahan ada yang mild, moderate, high. Ada kulit oily yang tahan terhadap mild comedogenic, ada juga yang tidak. Bahan comedogenic ada banyak, tapi secara garis besar yaitu :

1. Alkohol, ester, ether, gula
yang ada tulisan isocetyl, glyceryl, stearyl, stearate, succinate, oleth, laureth-diikuti dengan angka
2. Botanicals
3. Detergent 
sodium lauryl sulfate (SLS) dan sodium laureth sulfate (SLES)
4. Fatty acids & turunannya
Apapun yang ada kata glyceride, palmitate, oleate, linoleic, myristate, myristic, myristyl, lauric
5. Lanolin & turunannya
Apapun yang ada kata lanolin, lanolic, squalane
6. Mineral
Silicone (dimethicone, silica, mica), bismuth
7. Miscellanous
Lain-lain yang tidak tergolong di atas. Yang ada kata TEA (triethanolamine), xylene
8. Natural oil
semua minyak alami termasuk mild comedogenic (seperti argan oil, coconut oil, olive oil, jojoba oil, dll)
9. Oil
Termasuk turunan minyak bumi seperti petrolatum, petroleum, mineral oil, ozokerite
10. Pigments
Yang ada kata D&C Red
11. Turunan rumput laut
Carrageenan, algin, Chondrus crispus dan berbagai spesies algae
12. Thickeners & emulsifiers
Petunjuknya di no. 1 dan 4
13. Wax
Semua yang ada kata wax (beeswax, candelila wax dsb)
14. Termasuk yang masih diteliti/baru ditemukan
Misalnya coal tar, tocopherol
15. Non comedogenic jika dilarutkan (bukan ingredients utama)
misalnya mineral oil

Angka di atas bukan tingkatan comedogenic nya, cuma untuk kode. Macam bahannya ada di tabel berikut, saya nggak mungkin menghafalkannya. Lebih mudah baca kode di atas.


Info ini didapat dari www.skinsalvationsf.com


Yang sering menimbulkan masalah untuk kulit kering, penderita eksim, dan kulit sensitif

Yaitu bahan-bahan penyebab iritasi. Antara lain yaitu

1. Alcohol
Ethanol, SD alcohol, alcohol denat, benzyl alcohol
2. Acid
Salicylic acid (BHA), benzoic acid, glycolic acid (AHA), retinoic acid dll. 
3. Volatile oil
Camphor, menthol, essential oil yang berasal dari rempah-rempah & buah yang asam (eugenol, citrus oil, limonene, linalool)
4. Fragrance
5. Formaldehyde dan formaldehyde releasers
Mencakup
  • urea : diazolidinyl urea, imidazolidinyl urea
  • hydantoin : DMDM hydantoin, MDM hydantoin
  • bronopol
  • quaternium
6. Silicone --> memberi efek matte, tapi menutupi kulit & menghalangi kulit untuk bernafas. Meliputi silica, mica, dimethicone, silicone dioxide, talc, talcum
7. Mineral lainnya
yang mengandung bismuth
8. Lanolin dan turunannya
9. Alkali kuat 
yang ada kata hydroxide : potassium hydroxide, sodium hydroxide
10. Detergents
sodium lauryl sulfate (SLS)
11. Pengawet golongan isothiazolinone
methylchloroisothiazolinone, methylisothiazolinone  (sumber)
12. Segala macam pemutih
tidak diperbolehkan terutama bagi penderita eksim & kulit sensitif
13. Apapun yang ada kata benzyl
benzyl acetate, benzyl alcohol

Kulit sensitif sebaiknya juga menghindari bahan comedogenic dan bahan penyebab iritasi.

Cukup diingat-ingat yang sesuai jenis kulit kalian saja. Oya, saya sudah menulis post tentang Bahan Beracun dalam Kosmetik, silahkan dibaca jika penasaran.

Kesan Pertama itu Penting!

Meskipun banyak skincare yang menuliskan peringatan semacam :
"Pada awal pemakaian akan timbul gejala berupa peningkatan peradangan/ ruam/ iritasi/ gatal/ fotosensitivitas. Jangan dihentikan, Anda dapat melanjutkan pemakaian dan tidak perlu khawatir"

acne : Sad teenager girl looking at mirror and seeing acne Illustration
Gimana nggak khawatir kalo muka jadi merah, mengelupas, dan jerawatan?

Skincare yang menyebabkan purging atau iritasi dulu di awal pemakaian bukan solusi yang tepat untuk kita. Mungkin kata orang, skincare itu efeknya bagus, bisa membuat kulit jadi mulus dsb. Tapi kesan yang tidak baik di awal menandakan bahwa skincare itu keras dan memaksa.

Saya pernah menulis bahwa tretinoin termasuk 3 ingredients ajaib dalam skincare karena bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit, misalnya untuk jerawat dan masalah aging. Untuk perawatan anti aging, saya pribadi nggak akan memilih tretinoin. Saya pernah pakai Vitacid 0,025% (maksudnya ya untuk anti aging) tapi cuma betah 1,5 bulan, hehehe.. Kulit saya mengelupas parah separah-parahnya, sakit sesakit-sakitnya. Kata orang, itu nggak apa-apa. Nanti kulit akan mulus dan awet muda (?) Hmm.. sebelum saya sempat merasakan kulit awet muda, udah hancur duluan kulit saya.

Kalo ada yang lebih mild, kenapa harus pilih yang keras? Memang yang mild efeknya juga slow, tapi jauh lebih nyaman & tidak bikin kulit kita menderita.

Bagi pecinta homemade skincare, ada yang harus diperhatikan

Saya cinta homemade skincare, tapi nggak sembarang bahan saya templokin ke muka dan badan. Bahan alami juga punya efek samping, sama halnya dengan bahan kimia.

Ada artikel dari CNN yang sangat menarik tentang Do's and Don'ts for DIY Skincare. Misalnya tentang bahan-bahan berikut:

Aloe vera baik untuk merawat kulit yang meradang, tetapi perlu kesabaran karena terasa menyengat di awal pemakaian. Berarti apa? Lumayan keras.
image001

Minyak tumbuhan sangat baik untuk kulit dan rambut, tapi rasanya greasy, justru bisa membuat rambut lepek dan muka mengkilap.

different-plant-oils

Sumber antioksidan seperti buah berry banyak digunakan orang sebagai masker, tapi lebih baik memakai teh (terutama white tea) karena lebih kaya antioksidan dan caffeine yang baik untuk kulit. Teh juga nggak akan meninggalkan noda di muka seperti berry.

Susu termasuk bahan yang sia-sia digunakan untuk DIY skincare. Tujuan utama menggunakan susu adalah untuk memperoleh asam laktat (lactic acid) yang sifatnya melembabkan kulit, tapi susu tidak bisa memberikan lactic acid dalam jumlah yang diperlukan kulit. Lagipula susu justru malah mengundang bakteri pada kulit (terutama jika tidak dibersihkan dengan benar). Dibandingkan susu, jauh lebih baik menggunakan yoghurt. Yoghurt mengandung lactic acid yang diperlukan kulit dan cenderung tidak disukai bakteri patogen karena kaya akan probiotik.

Yoghurt aja, jangan susu

Putih telur banyak digunakan untuk mengecilkan pori dan mengencangkan kulit, tetapi sebetulnya telur adalah bahan yang sangat banyak terkontaminasi oleh bakteri patogen Salmonella dan bakteri lain yang hidup dalam tubuh ayam. Belum lagi jika ayamnya terinfeksi flu burung, virusnya pun ada di telur. Sebagai mahasiswa jurusan Peternakan, saya sadar bahayanya memakai telur mentah untuk kulit dan saya tidak akan pernah mengonsumsi telur mentah sebagai makanan.

Post image for FoodSafety.gov answers questions about Salmonella and Egg Safety

Rempah-rempah seperti kayu manis, kunyit dsb banyak digunakan untuk skincare terutama untuk pengobatan jerawat. Rempah-rempah kaya akan volatile oil yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada sebagian orang. Misalnya kayu manis mengandung eugenol dan cinnamaldehyde yang sifatnya antibakteri tapi dapat mengiritasi kulit orang-orang tertentu.

turmeric-cayenne spices

Citrus yang mencakup lemon, jeruk nipis dan aneka jeruk lainnya bersifat mengiritasi kulit. Tidak hanya itu, menggunakan lemon / jeruk nipis juga dapat menyebabkan sensitivitas terhadap matahari. Lemon mengandung psoralen yang menyebabkan fotosensitivitas, psoralen mulai aktif 10 - 15 menit setelah dioleskan ke kulit dan efeknya baru hilang setelah 24 jam. 

Lemon menyebabkan sensitivitas terhadap sinar matahari

Begitulah, yang alami ternyata tidak selalu baik. Jadi ya jangan asal templok ke muka, hehehe..

Semoga post ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita semua. Jadinya tidak ada yang menyalahkan merek kosmetik ini atau blogger anu atas reviewnya. Ada lho, pembaca blog yang menggugat atau mencerca blogger karena merasa kosmetik yang dibelinya tidak sesuai dengan review si blogger. Sering saya baca di comment blog lain begitu. Lucu sekali. Yang namanya kosmetik itu cocok-cocokan, iya kan? 

Oke, sekian dulu ya..



0 Response to "Menghindari Malapetaka Pemakaian Skincare"

Posting Komentar