Saya mau share resep toner & mask fermentasi lagi. Fermented soybean itu terkenal banget dalam skincare Korea, contohnya serum produksi Zymogen ini. Zymogen menggunakan fermentasi beberapa jenis mikroba, yaitu Aspergillus, Saccharomyces, Lactobacillus, Bacillus. Jika kalian punya ragi kecap boleh difermentasi dengan itu, karena ragi kecap isinya Aspergillus. Boleh juga dengan Lactobacillus (bakteri untuk membuat yogurt), tapi jangan dalam bentuk biang yogurt, harus Lactobacillus asli. Seingat saya, temen saya bilang harganya sekitar 4 ribu per ml, dia beli di Fakultas MIPA. Saya cuma punya Saccharomyces (yang carinya gampang, di mana-mana ada dan murah), jadi difermentasi dengan Saccharomyces aja.
Kedelai yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae mengandung polifenol dan flavonoid (dari golongan quercetin) yang punya aktivitas antioksidan kuat. Kedelai yang belum difermentasi saja antioksidannya sudah bagus banget karena mengandung isoflavon. Isoflavon bermanfaat untuk :
- menstimulasi produksi kolagen dan hyaluronic acid sehingga dapat menjaga elastisitas kulit
- menghambat matriks metallo-proteinase, yaitu enzim yang merusak jaringan protein pada jaringan penyokong kulit
- karena sifatnya sebagai anti inflammatory, isoflavon dapat mengurangi redness dan iritasi
Isoflavon bekerja sebagai antoksidan dengan meningkatkan level glutathione dalam sel dan glutathione S-transferase (GST). Kedelai juga mengandung soybean trypsin inhibitor (STI) dan Bowman-Birk protease inhibitor (BBI) yang terbukti dapat mengatasi pigmentasi akibat paparan sinar UV.
Fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dapat meningkatkan kandungan vitamin B kedelai (thiamin, nicotinic acid, dan biotin). Fermentasi kedelai meningkatkan bioavailability dari isoflavon sehingga lebih mudah dimanfaatkan oleh kulit.
Skincare Korea menggunakan fermented soybean dalam produk anti aging untuk mengurangi dark circle dan wrinkles serta mencerahkan kulit.
Penasaran? Yuk kita buat sendiri..
Bahan :
Kedelai kering................................. 50 gram
Air untuk merendam........................ 200 ml
Air untuk mencampur...................... 200 ml
Madu.............................................. 1 sdt (5 ml)
Ragi roti.......................................... 1 sdt
Air oksigen untuk campuran toner.... 100 ml
1. Siapkan kedelai. Foto di bawah ini kedelainya sebanyak 100 gram, kita gunakan setengahnya saja. Rendam selama semalam dengan 200 ml air, saya sih sampai 12 jam.
2. Buang air rendamannya, beri air yang baru 200 ml lalu blender sampai halus.
Air rendaman dibuang, lalu blender kedelai dengan 200 ml air
Kedelai & air yang sudah diblender
3. Tambahkan 1 sendok teh madu.
4. Masukkan 1 sendok teh ragi roti.
5. Aduk rata, lalu tutup dengan plastik. kencangkan dengan karet gelang. Biarkan mengalami fermentasi sampai 1,5 jam (90 menit).
Jika fermentasinya saya lanjutkan, pasti sudah meletus itu plastiknya.
6. Saring, tampung di botol kaca. Saya bagi 2 sama banyak, satunya untuk toner & satunya untuk masker. Untuk membuat toner, tambahkan 100 ml air oksigen.
Kiri : toner (sudah ditambah air oksigen)
Kanan : masker (tanpa air oksigen)
Beberapa saat setelah disaring, cairannya keruh
Toner & masker tidak terlihat perbedaannya
Setelah disimpan di kulkas selama beberapa jam, cairan bening memisah dengan endapan
Jadi saya saring lagi tonernya. Untuk toner, gunakan bagian yang jernih saja (tanpa endapan)
Untuk masker, bagian yang jernih maupun endapannya juga dipakai.
Endapan hasil penyaringan toner yang ke-2 saya masukkan ke botol masker lalu saya kocok lagi.
Kiri : toner
Kanan : masker
Waktu simpan 3 hari di dalam kulkas
Ampasnya jangan dibuang, bisa dijadikan body scrub (boleh dicampur garam dulu)
Cara pemakaian :
Untuk masker harus dikocok dulu karena endapannya juga penting
Tapi toner jangan dikocok
Masker kapas selama 30 menit, lalu bilas. Lanjutkan dengan toner
Toner boleh digunakan dengan tangan (ditepuk-tepuk, seperti Hada Labo), dengan kapas (cara biasa), atau Chizu Saeki Method (seperti maskeran dengan kapas, tapi maksimal 3 menit aja)
Toner & masker ini boleh juga digunakan untuk melarutkan masker bubuk atau bedak adem.
Untuk melarutkan bedak adem
Review :
Aroma
Kedelai mentah + tape. Baunya kuat sekali, saya nggak suka bau kedelai mentah, kalo susu kedelai, tempe dan tahu saya suka hehehe..
Efek yang langsung terasa setelah digunakan
Saat pertama kali mencoba maskernya, kulit saya dalam kondisi kering gara-gara cuaca yang panas. Semarang sedang panas banget nih, kelembaban udara rendah, bikin kulit saya kering banget. Masker ini awalnya terasa sedikit perih di kulit yang kekeringan dan kulit terasa seperti ditarik. Setelah beberapa saat sensasi perih itu hilang dan kulit nggak terasa ditarik lagi.
Setelah masker dibilas, saya pakai tonernya. Nggak perih, tapi ada sensasi ditarik saat tonernya masih basah di muka. Setelah meresap, sensasi ditarik itu hilang. Kalo dipegang kulit terasa mulus seperti pakai skincare yang mengandung dimethicone.
Oya, masker dan toner ini memberi sedikit efek matte di muka, seperti pakai bedak. Kusam jadi hilang seketika, kulit kelihatan lebih segar. Kata orang, yang seperti ini namanya efek cerah seketika. Menurut saya terlalu berlebihan mengklaim bisa mencerahkan seketika, saya cukup bilang menghilangkan kusam dalam pemakaian pertama.
Setelah masker dibilas & memakai toner
Saya pakai toner ini sebelum sunblock, lalu tumpuk dengan bedak tepung maizena. Lumayan lho, bedak tepungnya nggak cepat hilang. Sunblocknya juga nggak cepat mengkilap, padahal sunblock Parasol formula baru mengandung lebih banyak minyak dibandingkan formula lama. Saya simpulkan oil controlnya cukup baik.
Efek setelah 3 hari pemakaian
Kulit jadi lebih rata halusnya, sebelumnya ada bagian yang jika diraba terasa kasar karena kering. Efek melembabkan dari masker & toner ini memang kurang dapat dirasakan langsung, tapi nyatanya bisa melembabkan dan menghaluskan kulit.
Efek mencerahkan belum terlihat, atau mungkin saya yang kurang peka mengamatinya. Mengurangi kerutan? Saya rasa begitu, biasanya kan kalo pakai bedak tepung maizena kelihatan banget bagian kulit yang kering atau kerutannya, di muka saya jelas banget bagian smile lines nya kalo dikasih tepung maizena. Setelah 3 hari pemakaian fermented soybean, bagian smile lines itu masih ada tapi nggak sedalam sebelumnya. Saya juga mengonsumsi suplemen sih, jadi saya kurang tahu ini memang efek dari fermented soybean atau bukan.
Sejauh ini saya nggak mengalami breakout. Nggak nambah komedo, nggak muncul jerawat. Tapi efeknya di tiap orang beda-beda ya.. Bisa aja terasa gatal atau malah bikin bruntusan jika memang alergi kacang. Kebetulan saya nggak punya riwayat alergi kacang atau jerawat karena kacang.
Menurut saya efeknya keren nih.. padahal cuma keluar uang 3500 untuk sebungkus ragi (netto 11 gram) + 3600 untuk kedelai (200 gram) + 15.500 untuk madu (150 gram) + 6000 untuk air oksigen (385 ml). Total habisnya Rp 28.600. Itu pun nggak untuk sekali bikin, bisa beberapa kali. Irit kan hehehe..
Kesimpulan :
(+) memberi sedikit efek matte, oil control cukup bagus
(+) menghilangkan kesan kusam pada pertama pemakaian (skincare komersial mengklaim ini sebagai "efek cerah seketika")
(+) kulit terasa halus merata (seperti memakai skincare yang mengandung dimethicone)
(+) mengurangi kerutan (untuk saya efeknya terasa banget di bagian smile lines)
(-) baunya nggak enak khas kedelai mentah & tape
(-) untuk kulit yang sangat kering awalnya terasa agak perih & seperti ditarik, lalu biasa aja
Bikin lagi? Ya, tapi masih bingung cara memodifikasi baunya supaya lebih enak
Recommended untuk segala jenis kulit, kecuali :
- Orang yang alergi kacang
- Kulit acne prone yang pernah mengalami breakout karena skincare yang mengandung kedelai. Ada orang acne prone yang cocok pakai kedelai, ada yang nggak cocok.
Semoga bermanfaat ya resepnya..
Referensi :
0 Response to "DIY Fermented Soybean Toner & Mask"
Posting Komentar